🐡 Ceramah Tentang Hati Manusia

Dalamkitab Az-Zawajir, Ibnu Hajar al-Haitami menceritakan bahwa Imam al-Ghazali pernah ditanya tentang hukum menggunjing non-Muslim. Kemudian Imam al-Ghazali menjawab: هِيَ فِي حَقِّ الْمُسْلِمِ مَحْذُورَةٌ لِثَلَاثِ عِلَلٍ: "Bagi seorang Muslim menggunjing orang kafir dilarang karena tiga CeramahMaster Cheng Yen: Menyucikan Hati Manusia untuk Menciptakan Keharmonisan "Lima tahun yang lalu, saya didiagnosis terkena kanker kandung kemih stadium 3. Karena itu, saya berpegang pada ajaran Master untuk memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin. Ceramahtentang ikhlas yang bisa membuka hati kita akan pentingnya keikhlasan dalam melakukan segala hal, baik ibadah maupun muamalah. Inilah penyakit manusia dan keinginan ingin di puji adalah suatu hal yang melekat pada setiap insan, tapi ada rambu rambu yang harus di patuhi agar perasaan ini tidak menghantarkan kita ke dalam dosa. PersiapanSeminar AMA HKBP Regional V di Palembang - 13 Juli 2022. by Administrators. Tuesday, 02 August 2022. ContohNaskah Pidato tentang Macam-macam Kecerdasan Manusia Terbaru dan cakap dalam membedakan suasana hati, temperamen, motivasi dan keterampilan-keterampilan orang lain. Menurut N. K Humprey, intelegensi sosial ini merupakan bentuk yang paling penting dalam intelegensi manusia, karena dinilai mampu memelihara hubungan manusia secara CeramahMaster Cheng Yen: Menyucikan Hati Manusia dan Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan Lihatlah, bencana alam terjadi karena karma buruk kolektif kita dan kita jugalah yang menerima akibatnya. Apa yang ditabur, itulah yang dituai. IbnuHajar al-Asqalani dalam kitab Munabbihât 'ala Isti'dâdi li Yaumil Mî'âd memaparkan penjelasan Imam Hasan al-Bashri bahwa setidaknya ada enam hal yang membuat hati manusia menjadi rusak. Pertama, berbuat dosa dengan berharap kelak ia bisa bertobat. Ia sadar bahwa apa yang dilakukan adalah kedurhakaan, tapi berangan-angan ia bisa Untukmenyucikan dunia dan hati manusia, kita perlu menghimpun orang-orang dari berbagai latar belakang yang berbeda. Hal ini bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Saat ini, misi pendidikan, misi budaya humanis, dan misi amal telah menebarkan kekuatan cinta kasih untuk membawa energi keharmonisan sehingga semua orang di dunia dapat hidup rukun. KajianIslam - N asehat agama tentang hati yang bersih k erap kita dengar bukan sobat cahaya islam?. M anusia adalah salah satu makhluk hidup yang d i ciptakan sebagai kodrat menjadi makhluk yang penuh dosa dan salah.. Dan tentunya tidak bisa semua manusia bisa menyadari kesalahan yang telah di perbuatnya, terutama adalah masalah hati.. Berbuat dosa j uga ternyata banyak sekali hal yang CyP2hZ. Tulisan tentang “Cara Menghilangkan Sakit Hati” ini adalah catatan faedah dari ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Ammi Baits Hafidzahullahu Ta’ala. Transkrip Ceramah Singkat Tentang Cara Menghilangkan Sakit HatiCara mengobati sakit hati1. Menjaga kekuatan hati2. Perlindungan dari sumber penyakit yang baru3. Membersihkan dari unsur-unsur yang membuat hati sakitVideo Ceramah Singkat Cara Menghilangkan Sakit Hati Transkrip Ceramah Singkat Tentang Cara Menghilangkan Sakit Hati Pemirsa yang berbahagia, tentu saja ita pernah sakit dan pernah berobat ke dokter. Kira-kira kalau kita perhatikan dokter akan memberikan tiga saran/tahapan untuk mengobati sakit yang kita derita. Saya gambarkan di sini ada sebuah segitiga, sebut saja segitiga kesehatan. Dokter ketika mengobati kita, saran pertama yang akan diberikan adalah menjaga kesehatan/kekuatan fisik. Dokter akan sarankan banyak istirahat, jangan banyak pikiran, makan-makanan yang bergizi, dan kadang tidak lupa dokter memberikan kita multivitamin. Kemudian tahapan yang ke-2, dokter akan menyarankan kita beberapa pantangan. Sakit seperti ini tidak boleh makan A, tidak boleh makan B, tidak boleh melakukan aktivitas seperti ini dan seterusnya. Kemudian tahapan yang ketiga barulah dokter memberikan obat untuk sakit yang kita derita. Dokter akan memberikan antibiotik atau anti radang atau anti-anti yang lain dalam rangka mengurangi penyakit yang ada dalam diri kita. Baik, Imam Ibnu Qayyim dalam kitabnya Ighatsatul Lahfan Arab ﺇﻏﺎﺛﺔ ﺍﻟﻠﻬﻔﺎﻥ, beliau menyebutkan sebenarnya tiga hal ini adalah teori yang berlaku untuk mengobati hati. Hati kita yang sedang sakit, kita bisa terapi, kita bisa usaha untuk mengobatinya dengan tiga cara yang tadi diterapkan dalam masalah kesehatan fisik. Cara mengobati sakit hati Kata Ibnul Qayyim, cara yang pertama ketika orang mengalami sakit hati kemudian dia ingin menyembuhkannya adalah 1. Menjaga kekuatan hati Menjaga kekuatan hati diistilahkan oleh Ibnul Qayyim dengan ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻘﻮﺓ. Bagaimana bentuknya menjaga kekuatan hati? Kata Ibnul Qayyim bentuknya adalah dengan beriman kepada Allah, banyak melakukan ketaatan, mendekatkan diri kepada Allah, atau secara umum semua bentuk ibadah itu akan menjadi ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻘﻮﺓ penjaga kekuatan bagi hati manusia. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifati wahyu, mensifati apa yang diturunkan kepada NabiNya sebagai sumber kehidupan bagi hati. Karena itu, bagian yang terpenting agar orang bisa memiliki ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻘﻮﺓ penjagaan kekuatan bagi hati adalah dengan banyak belajar, memahami dzikrullah peringatan yang Allah turunkan. Allah Ta’ala berfirman وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا “Demikianlah Kami turunkan kepadamu ruh dari ketetapan Kami yaitu wahyu Al-Qur’an…” Kita lihat, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut wahyu dengan ruh. Karena wahyu adalah sumber kehidupan bagi hati manusia. Maka kita mempelajari Al-Qur’an dan Sunnah, kemudian berusaha mengamalkannya, itu adalah sumber kekuatan bagi hati manusia. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut bahwa wahyu juga merupakan “Nur” وَلَٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا “Dan Aku jadikan wahyu ini sebagai cahaya, karena dia menjadi sumber kekuatan bagi hati yang dengan itu Aku beri petunjuk siapa saja di antara hambaKu yang Aku kehendaki.” QS. Asy-Syura[42] 52 Karena itu pemirsa yang berbahagia, dengan kita banyak belajar dan kemudian berusaha mengamalkannya, memiliki ilmu yang nafi’ bermanfaat, sejatinya kita sedang menjaga kekuatan bagi hati. 2. Perlindungan dari sumber penyakit yang baru Sebagaimana dalam penyakit fisik kita disarankan oleh dokter untuk menghindari segala bentuk pantangan, segala bentuk yang bisa memperparah sakit yang ada dalam diri kita, maka kata Ibnul Qayyim demikian pula bagi orang yang sakit hati. Orang yang hatinya sedang sakit harus menghindari pantangan yang bisa menyebabkan penyakit hatinya semakin parah. Ini yang diistilahkan oleh Ibnul Qayyim dengan الحمية من الامراض الجديدة perlindungan dari sumber penyakit yang baru. Hati yang sudah sakit, maka jangan diperparah dengan adanya penyakit yang baru. Apa yang dimaksud perlindungan dari sakit yang baru? Penyakit bagi hati manusia sumbernya adalah semua perbuatan dosa dan maksiat serta penyimpangan yang dilakukan oleh manusia. Ketika kita melakukan berbagai macam maksiat -baik yang besar maupun yang kecil, baik dosanya tersembunyi maupun terang-terangan- semua itu adalah sumber penyakit bagi hati. Karena itu kata Ibnul Qayyim bahwa cara untuk kemudian menghindari adanya penyakit yang baru adalah kita melepaskan diri dari segala bentu maksiat/dosa dan jangan melakukan dosa yang baru. Karena hal semacam ini akan memperparah sakit hati dalam diri kita. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menggambarkan dosa yang dilakukan oleh manusia itu ibarat sebuah titik yang ada dalam hati manusia. Kata beliau إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ “Apabila seorang hamba melakukan satu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya satu titik hitam.” فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ “Apabila dia memohon ampun, bertaubat, maka hatinya akan dibersihkan.” وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ “Namun kalau dia kembali mengulangi maksiat yang dia lakukan akan ditambahkan titik hitam yang lain sampai titik hitam ini menutupi seluruh permukaan hatinya.” HR. Tirmidzi Ketika seluruh permukaan hatinya sudah ditutupi dengan titik hitam, maka akan sangat sulit ada tembusan hidayah yang bisa menyentuh hatinya. Karena titik hitam ini akan menghalangi dirinya untuk mendapatkan petunjuk yang baru dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. 3. Membersihkan dari unsur-unsur yang membuat hati sakit Dokter menyarankan ketika orang sakit dengan memberikan obat untuk menghilangkan penyakitnya. Dan kata Ibnul Qayyim bahwa dalam penyakit hati juga demikian. Orang bisa menghilangkan penyakit hatinya dengan افتفراع عن المواد المؤذي membersihkan hati dari semua unsur-unsur yang membuat hati itu sakit. Bagaimana bentuknya? Dijelaskan oleh Ibnul Qayyim bahwa bentuknya adalah dengan bertaubat, beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena dengan seseorang bertaubat dan beristighfar, maka hatinya akan dibersihkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dinyatakan dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda التَّائِبُ مِنْ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنَبَ لَهُ “Orang yang bertaubat dari dosa itu sebagaimana orang yang tidak memiliki dosa.” HR. Ibnu Majah Artinya dosanya dibersihkan. Inilah tiga hal yang disarankan oleh Ibnul Qayyim tentang bagaimana cara yang sangat efektif untuk memiliki hati yang sehat. Ketika seseorang hatinya dalam kondisi sakit disebabkan banyak maksiat, banyak bergaul dengan lingkungan luar yang belum tentu sesuai dengan syariat, Ibnul Qayyim menyebutkan tiga prinsip ini agar kita bisa memiliki hati yang sehat. Sumber video Yufid TV Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Cara Menghilangkan Sakit Hati” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum.. Khutbah I الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu anhuma, Nabi ﷺ mengingatkan أَلاَ وَإِنَّ فِيْ الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ “Ingatlah bahwa di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati jantung.” HR al-Bukhari dan Muslim Hadits ini bisa dimaknai dalam dua sudut pandang. Pertama, secara jasmani. Secara lahiriah, Nabi Muhammad ﷺ berpesan tentang betapa vitalnya fungsi jantung bahasa Arab qalb dalam tubuh manusia. Jantung punya fungsi utama memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Jantung bertugas pula menyalurkan nutrisi ke seluruh tubuh dan membuang sisa metabolisme tubuh. Jantung yang normal adalah pangkal jasmani yang sehat. Sebaliknya, ketika jantung mengalami gangguan, maka terganggu pula kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kedua, secara rohani. Istilah qalb dimaknai sebagai apa yang sering kita sebut dengan “hati”. Hati memang tak kasat mata tapi pengaruhnya kepada setiap gerak-gerik manusia amat menentukan. Ia tempat berpangkalnya niat. Tulus atau tidak, jujur atau pura-pura, lebih sering hanya diketahui oleh Allah dan pemilik hati sendiri. Dalam Islam, hati merupakan sesuatu yang paling pokok. Ibarat jantung, rusaknya hati berarti rusaknya tiap perilaku manusia secara keseluruhan. Maksud dari hadits Rasulullah tentu lebih pada pemaknaan yang kedua ini. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Untuk menjaga agar hati tetap “sehat”, perlu kiranya kita menjawab sebuah pertanyaan apa yang menyebabkan hati rusak? Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Munabbihât ala Istidâdi li Yaumil Mîâd memaparkan penjelasan Imam Hasan al-Bashri bahwa setidaknya ada enam hal yang membuat hati manusia menjadi rusak. Pertama, berbuat dosa dengan berharap kelak ia bisa bertobat. Ia sadar bahwa apa yang dilakukan adalah kedurhakaan, tapi berangan-angan ia bisa menghapus kesalahan-kesalahan kini di kemudian hari. Ini merupakan sebuah kesombongan karena terlalu percaya diri bahwa Allah akan memberinya kesempatan bertobat lalu melimpahinya rahmat. Juga masuk kategori sikap meremehkan karena perbuatan dosa dilakukan bukan karena kebodohan melainkan kesengajaan. Alih-alih tobat bakal datang, bisa jadi justru hati makin gelap, dosa-dosa kian menumpuk, dan kesadaran untuk kembali kepada Allah makin tumpul. Kedua, berilmu tapi tidak mau mengamalkannya. Pepatan bijak mengatakan, al-ilmu bilâ amalin kasy syajari bilâ tsamarin ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Pengamalan dalam kehidupan sehari-hari dari setiap pengetahuan tentang hal-hal baik adalah tujuan dari ilmu. Hal ini juga menjadi penanda akan keberkahan ilmu. Pengertian “tidak mengamalkan ilmu” bisa dua mendiamkannya hanya sebagai koleksi pengetahuan dalam kepala, atau si pemilik ilmu berbuat yang bertentangan dengan ilmu yang dimiliki. Kondisi ini bisa menyebabkan rusaknya hati. Ketiga, ketika seseorang beramal, ia tidak ikhlas. Setelah ilmu diamalkan, urusan belum sepenuhnya beres. Sebab, manusia masih dihinggapi hawa nafsu dari mana-mana. Ia mungkin saja berbuat baik banyak sekali, namun sia-sia belaka karena tidak ada ketulusan berbuat baik. Ikhlas adalah hal yang cukup berat sebab meniscayakan kerelaan hati meskipun ada yang dikorbankan. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Keempat, memakan rezeki Allah tapi tidak mau bersyukur. Karunia dan syukur merupakan pasangan yang tak bisa dipisahkan. Jika tidak ada kehidupan manusia di dunia ini yang luput dari karunia Allah, maka bersyukur adalah pilihan sikap yang wajib. Orang yang tak mau bersyukur adalah orang yang tidak memahami hakikat rezeki. Jenis anugerah Allah mungkin ia batasi hanya kepada ukuran-ukuran yang bersifat material belaka, misalnya jumlah uang, rumah, jenis makanan, dan lain-lain. Padahal, rezeki telah diterima setiap saat, berupa nikmat bendawi maupun nonbendawi. Mulai dari napas, waktu luang, akal sehat, hingga berbagai kecukupan kebutuhan lainnya seperti makan, tempat tinggal, dan pakaian. Hanya mereka yang sanggup merenungkannya yang akan jauh dari kufur nikmat alias tidak bersyukur. Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nashaihul Ibad mengartikan syukur dengan ijrâ’ul adlâ’ fî mardlâtillâh taâlâ wa ijrâ’ul amwâl fîhâ menggunakan anggota badan dan harta benda untuk sesuatu yang mendatangkan ridha Allah. Artinya, selain ucapan “alhamdulillah”, kita dianggap bersyukur bila tingkah laku kita, termasuk dalam penggunaan kekayaan kita, bukan untuk jalan maksiat kepada Allah ﷻ. Perusak hati yang kelima adalah tidak ridha dengan karunia Allah. Pada level ini, orang bukan hanya tidak mau mengucapkan rasa syukur, tapi juga kerap mengeluh, merasa kurang, bahkan dalam bentuknya yang ekstrem melakukan protes kepada Allah. Allah memberikan kadar rezeki pada hambanya sesuai dengan proporsional. Tidak ada hubungan langsung bahwa yang kaya adalah mereka yang paling disayang Allah, sementara yang miskin adalah mereka yang sedang dibenci Allah. Bisa jadi justru apa yang kita sebut “kurang” sebenarnya adalah kondisi yang paling pas agar kita selamat dari tindakan melampaui batas. Betapa banyak orang berlimpah harta namun malah lalai dengan tanggung jawab kehambaannya boros, sombong, berfoya-foya, kikir, tenggelam dalam kesibukan duniawi dan lupa akhirat, dan lain sebagainya. وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ “Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat." QS Asy-Syura 27 Keenam, mengubur orang mati namun tidak mengambil pelajaran darinya. Peristiwa kematian adalah nasihat yang lebih gamblang daripada pidato-pidato dalam panggung ceramah. Ketika ada orang meninggal, kita disajikan fakta yang jelas bahwa kehidupan dunia ini fana. Liang kuburan adalah momen perpisahan kita dengan seluruh kekayaan, jabatan, status sosial, dan popularitas yang pernah dimiliki. Selanjutnya, orang mati akan berhadapan dengan semua pertanggungjawaban atas apa yang ia perbuat selama hidup di dunia. Rasulullah ﷺ bersabda إِنَّ اْلقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَر مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجَ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ “Sungguh liang kubur merupakan awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari siksaan-nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari siksaan-nya maka siksaan selanjutnya akan lebih kejam.” HR Tirmidzi بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ Alif Budi Luhur By Selasa, 07 Januari 2020 pukul 241 pmTerakhir diperbaharui Selasa, 07 Januari 2020 pukul 241 pmTautan Berdzikir Adalah Kehidupan Untuk Hati Manusia adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Kifayatul Muta’abbid wa Tuhfatul Mutazahhid. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Abbad Al-Badr pada 19 Rabbi’ul Tsani 1441 H / 16 Desember 2019 M. Pembahasan halaman 238 pada kitab Kifayatul Muta’abbid wa Tuhfatul Mutazahhid. Penerjemah Ustadz Iqbal Gunawan, Download mp3 kajian sebelumnya Doa Yang Dibaca Setiap Hari dan Keutamaan Bertasbih Kajian Islam Ilmiah Tentang Berdzikir Adalah Kehidupan Untuk Hati Manusia Sahabat Abu Musa Al-Asy’ari Rahimaullah meriwayatkan bahwasannya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ الله وَالَّذِي لَا يَذْكُرُهُ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ “Perumpamaan orang yang berdzikir mengingat Allah dan orang yang tidak berdzikir seperti orang hidup dan orang mati.” HR. Bukhari dan Muslim Penjelasan Syaikh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Abbad Al-Badr Dalam hadits ini disebutkan keutamaan berdzikir, keutamaan selalu menjaga ibadah ini dan keutamaan untuk terus menerus berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla. Dan bahwasannya berdzikir ini adalah kehidupan untuk hati-hati manusia. Dan semakin banyak seorang hamba berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka akan semakin baik kualitas kehidupan hatinya. Oleh karena itu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah pernah mengatakan الذكر للقلب مثل الماء للسمك، فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء “Kebutuhan hati untuk berdzikir seperti kebutuhan ikan kepada air, bagaimana kondisi ikan apabila dipisahkan dari air?” Maka hidupnya hati yang mana tidaklah hati diciptakan kecuali untuk menegakkan dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk mentauhidkan Allah, mengagungkan Allah Azza wa Jalla. Ini adalah hakikat kehidupan yang sebenarnya untuk hati seorang hamba. Dan hadits ini tertera dengan dua lafadz, salah satu diantaranya مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ الله وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir kepada Allah seperti perumpamaan orang yang hidup dan orang yang mati.” HR. Bukhari Adapun lafadz yang lain مثل البيت الذي يذكر الله فيه، والبيت الذي لا يذكر الله فيه، مثل الحي والميت “Perumpamaan rumah yang dibacakan di dalamnya dzikir kepada Allah dan rumah yang tidak dibacakan di dalamnya dzikir kepada Allah seperti orang mati dan orang hidup.” HR. Muslim Dan dua lafadz ini memberikan faedah bahwasanya dzikir ini sangat penting sekali untuk dilakukan di rumah-rumah kita. Dan rumah-rumah orang yang tidak berdzikir kepada Allah, maka rumah-rumah mereka seperti kuburan. Dan orang yang tidak berdzikir kepada Allah di rumahnya, seakan-akan rumahnya itu seperti kuburan. Dan hati yang tidak berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dadanya seperti kuburan untuk hatinya. Berkata Ibnul Qayyim Rahimahullah فجعل بيت الذاكر بمنزلة بيت الحي، و بيت الغافل بمنزلة بيت الميت، وهو القبر “Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjadikan rumah orang yang berdzikir kedudukannya seperti rumah orang yang hidup, adapun rumah orang yang lalai dari berdzikir maka kedudukannya seperti rumah orang yang sudah mati atau kuburan.” Dalam lafadz yang pertama, dijadikan orang yang berdzikir seperti orang yang hidup dan orang yang lalai dari berdzikir seperti orang yang mati. Maka dua lafadz ini mengandung makna bahwasanya hati orang yang berdzikir seperti orang yang hidup di rumah orang-orang yang hidup. Adapun orang yang lalai dari berdzikir seperti orang yang mati di rumah orang-orang mati, yaitu kuburan. Dan tentu saja tidak diragukan lagi jasad orang-orang yang lalai adalah kuburan untuk hati-hati mereka. Dan hati-hati mereka di dalam badan mereka seperti hati-hati yang mati. Maka kesimpulannya, seorang hamba seyogyanya selalu bersemangat untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan memperbanyak dzikir kepada Allah Azza wa Jalla sebagaimana perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam FirmanNya يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّـهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ﴿٤١﴾ وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا ﴿٤٢﴾ “Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak dan bertasbihlah di waktu pagi dan di waktu sore.” QS. Al-Ahzab[33] 41-42 Juga firman Allah Azza wa Jalla وَالذَّاكِرِينَ اللَّـهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّـهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا ﴿٣٥﴾ “Dan laki-laki yang banyak berzikir kepada Allah juga perempuan, Allah menyiapkan untuk mereka ampunan dan pahala yang agung.” QS. Al-Ahzab[33] 35 Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Berdzikir Adalah Kehidupan Untuk Hati Manusia Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Jangan lupa untuk turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum.. Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui Telegram Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui Facebook

ceramah tentang hati manusia